counters

Jumat, 05 Desember 2014

Analisis Puisi Karya Pushkin ( Я вас любил )

A.    Latar Belakang
Puisi menggabungkan segala hal yang berkaitan dengan makna, emosi, bahasa, dan imaji. Puisi juga berbicara tentang pengamatan dan ide-ide. Belum ada definisi mengenai puisi yang disepakati. Karena, pada intinya puisi dan prosa adalah sama. Hanya tingkat kepadatan dan pemilihan kata yang dapat membedakan itu semua. Berdasarkan kepadatannya tersebut, seringkali ada prosa yang dikatakan puitis, karena memiliki sifat puisi yaitu padat. Sebaliknya puisi yang tidak padat disebut prosais atau memiliki sifat prosa. Puisi berusaha mengatakan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin (Ralph Waldo Emerson dalam Situmorang, 1980:8).
Puisi sebagai salah satu media penyampaian suatu perasaan yang dirasakan oleh seorang pengarang, seringkali merefleksikan keadaan sosial masyarakat pada saat pengarang tersebut masih hidup. Karya – karya sastra dalam bentuk puisi, walaupun terkadang sangat sulit dipahami oleh masyarakat, namun tetap memiliki warna dan kekuatan tersendiri dalam bentuk dan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dalam karya salah satu sastrawan besar Rusia, yang mewakili generasi keemasan kesusastraan Rusia, Alexander Sergeevich Pushkin. Salah satu puisinya yang dimulai dengan kalimat Ya Vas Lyubil, ‘Я Вас Любил’, memiliki struktur keindahan tersendiri dalam penggambaran sebuah perasaan terhadap sesuatu. Keadaan sosial yang terjadi pada saat puisi ini dibuat, sekitar tahun 1829, di mana pada saat itu Rusia sedang mengalami optimisme politik yang luar biasa, setelah kemenangannnya melawan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon, yang kemudian dilanjutkan dengan perluasan kekuasaan ke daerah – daerah sekitar Eropa Timur, salah satunya Pegunungan Kaukasus, mendapatkan perlawanan yang cukup sengit dari penduduk setempat, hingga menciptakan suatu iklim penciptaan sebuah karya sastra dengan sangat unik. Puisi ini menggambarkan bagaimana seorang Pushkin, menuliskan rasa nasionalime yang tinggi terhadap negara tidak dengan pemilihan kata yang meledak – ledak. Puisi ini juga merupakan sebuah representasi keadaan sosial masyarakat Rusia pada masa itu yang terbalut oleh aliran Romantisme yang sangat kuat, sehingga terciptalah sebuah karya sastra yang sangat mewakili keadaan sosial masyarakat Rusia pada saat itu.

B.     Sekilas Tentang Pushkin
Sekilas tentang Pushkin, Pushkin lahir dengan nama lengkap Aleksandr Sergeyevich Pushkin, pada 26 Mei 1799 (atau 6 Juni 1799 - penanggalan lama), di Moskwa. Ia merupakan seorang penyair terbesar di Rusia dengan gayanya yang neo-klasisisme, romantisme, hingga mengarah pada realisme, dan dianggap sebagai pendiri sastra Rusia modern. Ia mengubah aturan baru atas penulisan karya-karya sastra klasik di Rusia. Ciri khas karya-karyanya yakni menggunakan bahasa yang brilian serta objektif. Karya-karyanya juga dipercaya sangat sulit untuk diterjemahkan tanpa mengurangi makna dan rasa yang ada, membuat karyanya agak sulit memberi pengaruh pada sastra dunia. Pushkin juga di sebut sebagai pelopor yang menggerakkan kesusastraan Rusia modern. Meskipun pada awalnya, karya-karya Pushkin bernafaskan romantisme, dia kemudian cenderung bergerak secara progresif. Hal ini pula yang dilakukannya dalam mengolah budaya dan seni sastra Rusia. Gagasannya sebagai kaum pembaharu bertahan hingga sekarang. Kehebatannya dalam mengolah kata menggunakan bahasa Rusia menjadikan orang Rusia begitu bangga dengan bahasa yang mereka miliki. Karya-karyanya berusaha mengungkapkan secara mendalam kehidupan masyarakat Rusia dari segala sisi.
C.    Analisis Salah Satu Karya Pushkin ( Я вас любил )
C.1 Lirik Puisi Я вас любил
Я вас любил : любовь еще, быть может,
В душе моей угасла не совсем;
Но пусть она вас больше не тревожит;
Я не хочу печалить вас ничем,
Я вас любил безмолвно, безнадежно,
То робостью, то ревностью томим;
Я вас любил так искренно, так нежно
Как дай вам бог любимой быть другим.
yang terjemahannya :
Aku dulu mencintaimu, masih mencintaimu, mungkin masih mencintaimu
Di dalam jiwaku tidak akan pernah padam
Tetapi jangan barkan dia mencemaskanmu
Aku sama sekali tidak menginginkan kamu murung
Aku dulu mencintaimu diam – diam, tidak mengharap apa – apa
Terkadang aku takut, terkadang aku tersiksa karena cemburu
Aku dulu mencintaimu begitu tulus, begitu penuh kasih sayang
Seperti kasih sayang Tuhan yang diberikan kepadamu dan manusia lainnya.
            C.2 Sejarah Penulisan Puisi Я вас любил
            Puisi ini di buat berdasarkan atas keprihatinan Pushkin terhadap kehidupan masyarakat Rusia yang memiliki ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Ia merasaka ketimpangan itu ketika Ia bekerja sebagai juru tulis di Departemen Luar Negeri.
Akhirnya , Pushkin pun membuat sajak-sajak yang satir dan revolusioner terhadap Negara. Sajak-sajak tersebut kemudian disebarkan secara illegal kepada masyarakat yang mengakibatkan ia ditangkap dan dibuang ke Rusia Selatan. Setelah dipanggil kembali ke Moskow pada tahun 1826, karena ampunan Tsar Nikolai I, Pushkin diizinkan untuk menerbitkan karyanya. Namun, hal ini seakan terlihat percuma, karena ia terus diawasi selama sisa hidupnya.
Hal inilah yang menurut penulis menjadi titik berat persoalan yang diangkat dalam puisi ‘Я вас любил’. Penulis melihat bahwa Pushkin dengan cintanya yang begitu besar terhadap negara, seakan diperlakukan tidak adil dengan ditangkap dan dibuang. Bahkan, setelah dibuang pun, ia tetap tidak bebas merasakan hidupnya. Padahal, sajak-sajak yang dibuatnya, hanyalah bentuk manifestasi kecintaannya terhadap Negara. Dia berusaha menyadarkan setiap elemen yang ada di Negara, khususnya pemerintah, untuk sadar bahwa sedang terjadi sesuatu yang tidak beres di Rusia. Oleh karena itu, harus segera dilakukan perbaikan-perbaikan untuk kehidupan yang lebih baik.
Ini jelas terlihat dari simbol-simbol yang dibangun melalui kata-kata dan ditampilkan dalam puisi, seperti cinta yang tulus tak mengharap apa. Hal tersebut bisa diartikan sebagai bentuk nasionalisme terhadap Negara yang memang tak kan pernah mengharp balasan. Hal tersebut pula yang terlihat dalam kalimat terakhir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa puisi ini melambangkan sebuah rasa cinta atau nasionalisme yang besar terhadap Negara.
C.3 Analisis Berdasarkan Lapis Norma
a. Lapis suara (sound stratum)
                Puisi terdiri dari satuan-satuan suara, suara suku kata, kata, yang berangkai dan menghasilkan keseluruhan bunyi sajak itu. Jadi, yang dimaksud dengan lapis bunyi dalam puisi adalah satuan bunyi yang berdasarkan konvensi bahasa tertentu, dalam hal ini bahasa Rusia. Bahasa Rusia merupakan bahasa yang berubah menurut kasus, jumlah dan kalanya. Misalnya dalam kalimat pertama terdapat akhiran yang merupakan akhiran dalam bentuk lampau, yaitu ‘любил’. Ini merupakan bentuk tata bahasa yang benar dan berkaitan dengan kata-kata berikutnya, sehingga menimbulkan urutan yang jelas bahwa sosok ‘Aku’, pernah, sedang dan masih mencintai seseorang atau sesuatu. Begitu halnya yang terlihat pada kalimat-kalimat berikutnya yang merupakan sebuah konsensi bahasa yang terdapat di sana.
b. Lapis arti (units of meaning)
              Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem terdiri dari suku kata dan kata. Kemudian, kata tersebut bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita yang akhirnya membentuk satuan arti.
Pada kalimat pertama, ‘Я вас любил : любовь еще, быть может’, yang berarti, ‘Aku dulu mencintaimu, masih mencintaimu, mungkin masih mencintaimu’ berarti bahwa sosok “Aku”, kemungkinan besar masih mencintai “Kamu” seperti dahulu. Kemudian, ‘В душе моей угасла не совсем’, ‘Di dalam jiwaku tidak akan pernah padam’ berarti cinta ‘Aku’ tidak padam pada ‘Kamu’, apapun yang terjadi.
Lalu, kalimat ketiga, ‘Но пусть она вас больше не тревожит’, ‘Tetapi jangan biarkan dia mencemaskanmu’, memiliki arti janganlah ‘Kamu’ membuat orang lain khawatir. Selanjutnya kalimat ‘Я не хочу печалить вас ничем’, ‘Aku sama sekali tidak menginginkan kamu murung’ : jangan sampai ‘Kamu’ murung karena akan membuat ‘Aku’ cemas. ‘Я вас любил безмолвно, безнадежно’, ‘Aku dulu mencintaimu diam-diam, tidak mengharapkan apa-apa, artinya ‘Aku’ adalah seorang pemuja rahasia yang ikhlas. Kemudian, ‘То робостью, то ревностью томим’, ‘Terkadang aku takut, terkadang aku tersiksa karena cemburu. Kalimat ini berarti, ‘Aku’ kadang-kadang takut kehilangan ‘Kamu’, dan itu membuatnya mencemburui segala hal yang berusaha mendekati atau ‘mengganggu’ ‘kamu’. Sayangnya hal ini belum tentu diketahui oleh ‘Kamu’ karena ‘Aku’ mencintainya secara diam-diam, sehingga membuat ‘Kamu’ tidak tahu.
Berikutnya adalah kalimat ‘Я вас любил так искренно, так нежнo’, ‘Aku dulu mencintaimu begitu tulus, begitu penuh kasih sayang’, yang mengandung arti bahwa ‘Aku’ sangat mencintai ‘Kamu’. Hal ini dilakukan ‘Aku’ dengan tulus dan penuh kasih sayang. Terakhir adalah kalimat, ‘Как дай вам бог любимой быть другим’, yang berarti ‘Seperti cinta Tuhan yang diberikan kepadamu dan lainnya. Hal ini berarti bahwa cinta ‘Aku’ kepada ‘Kamu’ begitu dalam sehingga diibaratkan seperti cinta dan kasih sayang Tuhan kepada setiap makhluknya yang tak pernah putus dan selalu tercurah tanpa henti. Bisa saja hal ini merupakan manifesto dari sebuah rasa nasionalisme yang dimiliki penyair. Dia begitu mencintai bangsa dan negaranya. Sayang hal tersebut tidak pernah berbalas, karena dia mencintai bangsa dan negaranya secara diam-diam, sehingga mereka pun tak tahu.
c. Lapis Satuan Arti
            Lapis satuan arti menimbulkan lapis yang ketiga berupa objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek-objek yang dikemukakan adalah, jiwaku, dan Tuhan. Pelaku adalah sosok ‘Aku’. Mengenai latar, tidak terdapat latar yang jelas dalam puisi tersebut. Namun dalam hal lain (tidak berhubungan dengan analisis lapis ketiga), penulis menduga bahwa latar tempat yang digunakan dalam puisi adalah sebuah tempat yang memungkinkan penyair untuk berkontemplasi. Hal ini didasarkan atas objek-objek yang dikemukakan dalam puisi, yang memiliki kaitan erat dengan sebuah proses kontemplasi, yakni jiwa dan Tuhan. Sedangkan dunia pengarang adalah cerita yang merupakan dunia yang diciptakan oleh penyair. Ini merupakan gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukakan, pelaku, latar, serta struktur ceritanya.
Alurnya seperti berikut :
‘Aku’ yang masih mencintai ‘Kamu’ seperti dahulu, Tidak akan pernah padam cinta itu di dalam jiwanya. Terkadang ‘Kamu’ membuat orang lain cemas. ‘Aku’ juga tidak ingin yang dicintainya itu murung. Tetapi, ‘Aku’ tetap diam-diam memendam rasa cintanya. Bagi ‘Aku’, biarlah ini terjadi karena memang ia tidak mengharapkan balasan apapun. Mencintai secara diam-diam inilah yang terkadang membuat ‘Aku’ tersiksa karena cemburu. Walaupun ‘Aku’ mencintai ‘Kamu’ secara diam-diam, ‘Aku’ mencintai ‘Kamu’ dengan tulus dan penuh kasih sayang. Menurut ‘Aku’, cintanya kepada kamu, bagaikan cinta Tuhan kepada makhluknya.
d. Lapis keempat
             Lapis ‘dunia’ yang tak perlu lagu ditanyakan karena sudah terdapat di dalamnya secara jelas. Jika dipandang dari sudut tertentu, cinta ‘Aku’ kepada kamu begitu dalam. Meskipun cinta itu dirasakannya secara diam-diam, ‘Aku’ tetap tulus memberikan cinta itu kepada ‘Kamu’. Sampai-sampai ‘Aku’mengibaratkan cintanya seperti cinta Tuhan kepada makhluknya
e. Lapis kelima
             Lapis kelima adalah lapis metafisis yang memungkinkan pembaca berkontemplasi ketika membacanya. Dalam puisi ini pembaca dapat menemukan sebuah perenungan bahwa cinta itu harus tulus meskipun terkadang menyakitkan. Tidak boleh setengah-setengah dalam memberikan sesuatu kepada yang dicintai, tentunya ada pula batasan cinta sepenuhnya tersebut. Dalam memberikan cinta kepada siapapun dan apapun, sudah seharusnya seperti Tuhan yang memberikan cinta kepada makhluknya. Tidak mengharap balas, tulus dan penuh kasih sayang.

D. Keimpulan
Puisi Ya Vas Lyubil, ‘Я Вас Любил’, terlihat penggambaran suatu perasaan cinta terhadap sesuatu, yang bila dikaitkan dengan keadaan sosial, peristiwa penting, tahun , serta tempat yang menandakan penciptaan puisi ini, memiliki kaitan dengan sebuah keadaan dimana sebuah bangsa di sekitar Pegunungan Kaukasus yang begitu cinta terhadap tanah air ataupun negaranya, sehingga tidak membiarkan bangsa penjajah dari luar untuk memilikinya begitu saja.


Daftar Pustaka
Zeffry, 1999. Dari Pushkin sampai Perestroika. Depok : Fakultas Sastra UI–Depok.