A. Latar Belakang
Puisi menggabungkan segala hal
yang berkaitan dengan makna, emosi, bahasa, dan imaji. Puisi juga berbicara
tentang pengamatan dan ide-ide. Belum ada definisi mengenai puisi yang
disepakati. Karena, pada intinya puisi dan prosa adalah sama. Hanya tingkat
kepadatan dan pemilihan kata yang dapat membedakan itu semua. Berdasarkan
kepadatannya tersebut, seringkali ada prosa yang dikatakan puitis, karena
memiliki sifat puisi yaitu padat. Sebaliknya puisi yang tidak padat disebut
prosais atau memiliki sifat prosa. Puisi berusaha mengatakan sebanyak mungkin
dengan kata-kata sesedikit mungkin (Ralph Waldo Emerson dalam Situmorang,
1980:8).
Puisi sebagai salah satu media
penyampaian suatu perasaan yang dirasakan oleh seorang pengarang, seringkali
merefleksikan keadaan sosial masyarakat pada saat pengarang tersebut masih
hidup. Karya – karya sastra dalam bentuk puisi, walaupun terkadang sangat sulit
dipahami oleh masyarakat, namun tetap memiliki warna dan kekuatan tersendiri
dalam bentuk dan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat
dilihat dalam karya salah satu sastrawan besar Rusia, yang mewakili generasi
keemasan kesusastraan Rusia, Alexander Sergeevich Pushkin. Salah satu puisinya
yang dimulai dengan kalimat Ya Vas Lyubil, ‘Я Вас Любил’, memiliki struktur
keindahan tersendiri dalam penggambaran sebuah perasaan terhadap sesuatu.
Keadaan sosial yang terjadi pada saat puisi ini dibuat, sekitar tahun 1829, di
mana pada saat itu Rusia sedang mengalami optimisme politik yang luar biasa,
setelah kemenangannnya melawan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon, yang
kemudian dilanjutkan dengan perluasan kekuasaan ke daerah – daerah sekitar
Eropa Timur, salah satunya Pegunungan Kaukasus, mendapatkan perlawanan yang
cukup sengit dari penduduk setempat, hingga menciptakan suatu iklim penciptaan
sebuah karya sastra dengan sangat unik. Puisi ini menggambarkan bagaimana
seorang Pushkin, menuliskan rasa nasionalime yang tinggi terhadap negara tidak
dengan pemilihan kata yang meledak – ledak. Puisi ini juga merupakan sebuah
representasi keadaan sosial masyarakat Rusia pada masa itu yang terbalut oleh
aliran Romantisme yang sangat kuat, sehingga terciptalah sebuah karya sastra
yang sangat mewakili keadaan sosial masyarakat Rusia pada saat itu.
B. Sekilas Tentang Pushkin
Sekilas tentang Pushkin, Pushkin lahir dengan nama lengkap Aleksandr Sergeyevich Pushkin,
pada 26 Mei 1799 (atau 6 Juni 1799 - penanggalan lama), di Moskwa. Ia merupakan
seorang penyair terbesar di Rusia dengan gayanya yang neo-klasisisme, romantisme,
hingga mengarah pada realisme, dan dianggap sebagai pendiri sastra Rusia
modern. Ia mengubah aturan baru atas penulisan karya-karya sastra klasik di
Rusia. Ciri khas karya-karyanya yakni menggunakan bahasa yang brilian serta
objektif. Karya-karyanya juga dipercaya sangat sulit untuk diterjemahkan tanpa
mengurangi makna dan rasa yang ada, membuat karyanya agak sulit memberi
pengaruh pada sastra dunia. Pushkin juga di sebut
sebagai pelopor
yang menggerakkan kesusastraan Rusia modern. Meskipun pada awalnya, karya-karya
Pushkin bernafaskan romantisme, dia kemudian cenderung bergerak secara
progresif. Hal ini pula yang dilakukannya dalam mengolah budaya dan seni sastra
Rusia. Gagasannya sebagai kaum pembaharu bertahan hingga sekarang. Kehebatannya
dalam mengolah kata menggunakan bahasa Rusia menjadikan orang Rusia begitu
bangga dengan bahasa yang mereka miliki. Karya-karyanya berusaha mengungkapkan
secara mendalam kehidupan masyarakat Rusia dari segala sisi.
C. Analisis Salah Satu Karya Pushkin ( Я вас любил )
C.1 Lirik
Puisi Я вас любил
Я вас любил
: любовь еще, быть может,
В душе моей угасла не совсем;
Но пусть она вас больше не тревожит;
Я не хочу печалить вас ничем,
Я вас любил безмолвно, безнадежно,
То робостью, то ревностью томим;
Я вас любил так искренно, так нежно
Как дай вам бог любимой быть другим.
В душе моей угасла не совсем;
Но пусть она вас больше не тревожит;
Я не хочу печалить вас ничем,
Я вас любил безмолвно, безнадежно,
То робостью, то ревностью томим;
Я вас любил так искренно, так нежно
Как дай вам бог любимой быть другим.
yang terjemahannya :
Aku dulu mencintaimu, masih
mencintaimu, mungkin masih mencintaimu
Di dalam jiwaku tidak akan pernah padam
Tetapi jangan barkan dia mencemaskanmu
Aku sama sekali tidak menginginkan kamu murung
Aku dulu mencintaimu diam – diam, tidak mengharap apa – apa
Terkadang aku takut, terkadang aku tersiksa karena cemburu
Aku dulu mencintaimu begitu tulus, begitu penuh kasih sayang
Seperti kasih sayang Tuhan yang diberikan kepadamu dan manusia lainnya.
Di dalam jiwaku tidak akan pernah padam
Tetapi jangan barkan dia mencemaskanmu
Aku sama sekali tidak menginginkan kamu murung
Aku dulu mencintaimu diam – diam, tidak mengharap apa – apa
Terkadang aku takut, terkadang aku tersiksa karena cemburu
Aku dulu mencintaimu begitu tulus, begitu penuh kasih sayang
Seperti kasih sayang Tuhan yang diberikan kepadamu dan manusia lainnya.
C.2 Sejarah Penulisan Puisi Я вас любил
Puisi ini di buat berdasarkan atas keprihatinan Pushkin terhadap
kehidupan masyarakat Rusia yang memiliki ketimpangan antara si kaya dan si
miskin. Ia merasaka ketimpangan itu ketika Ia bekerja sebagai juru tulis di Departemen
Luar Negeri.
Akhirnya ,
Pushkin pun membuat sajak-sajak yang satir dan revolusioner terhadap Negara.
Sajak-sajak tersebut kemudian disebarkan secara illegal kepada masyarakat yang
mengakibatkan ia ditangkap dan dibuang ke Rusia Selatan. Setelah dipanggil
kembali ke Moskow pada tahun 1826, karena ampunan Tsar Nikolai I, Pushkin
diizinkan untuk menerbitkan karyanya. Namun, hal ini seakan terlihat percuma,
karena ia terus diawasi selama sisa hidupnya.
Hal inilah yang menurut penulis menjadi titik berat persoalan yang diangkat dalam puisi ‘Я вас любил’. Penulis melihat bahwa Pushkin dengan cintanya yang begitu besar terhadap negara, seakan diperlakukan tidak adil dengan ditangkap dan dibuang. Bahkan, setelah dibuang pun, ia tetap tidak bebas merasakan hidupnya. Padahal, sajak-sajak yang dibuatnya, hanyalah bentuk manifestasi kecintaannya terhadap Negara. Dia berusaha menyadarkan setiap elemen yang ada di Negara, khususnya pemerintah, untuk sadar bahwa sedang terjadi sesuatu yang tidak beres di Rusia. Oleh karena itu, harus segera dilakukan perbaikan-perbaikan untuk kehidupan yang lebih baik.
Hal inilah yang menurut penulis menjadi titik berat persoalan yang diangkat dalam puisi ‘Я вас любил’. Penulis melihat bahwa Pushkin dengan cintanya yang begitu besar terhadap negara, seakan diperlakukan tidak adil dengan ditangkap dan dibuang. Bahkan, setelah dibuang pun, ia tetap tidak bebas merasakan hidupnya. Padahal, sajak-sajak yang dibuatnya, hanyalah bentuk manifestasi kecintaannya terhadap Negara. Dia berusaha menyadarkan setiap elemen yang ada di Negara, khususnya pemerintah, untuk sadar bahwa sedang terjadi sesuatu yang tidak beres di Rusia. Oleh karena itu, harus segera dilakukan perbaikan-perbaikan untuk kehidupan yang lebih baik.
Ini jelas terlihat dari
simbol-simbol yang dibangun melalui kata-kata dan ditampilkan dalam puisi,
seperti cinta yang tulus tak mengharap apa. Hal tersebut bisa diartikan sebagai
bentuk nasionalisme terhadap Negara yang memang tak kan pernah mengharp
balasan. Hal tersebut pula yang terlihat dalam kalimat terakhir. Sehingga dapat
disimpulkan bahwa puisi ini melambangkan sebuah rasa cinta atau nasionalisme
yang besar terhadap Negara.
C.3 Analisis Berdasarkan Lapis Norma
a. Lapis
suara (sound stratum)
Puisi terdiri dari satuan-satuan suara, suara suku kata, kata, yang berangkai dan menghasilkan keseluruhan bunyi sajak itu. Jadi, yang dimaksud dengan lapis bunyi dalam puisi adalah satuan bunyi yang berdasarkan konvensi bahasa tertentu, dalam hal ini bahasa Rusia. Bahasa Rusia merupakan bahasa yang berubah menurut kasus, jumlah dan kalanya. Misalnya dalam kalimat pertama terdapat akhiran yang merupakan akhiran dalam bentuk lampau, yaitu ‘любил’. Ini merupakan bentuk tata bahasa yang benar dan berkaitan dengan kata-kata berikutnya, sehingga menimbulkan urutan yang jelas bahwa sosok ‘Aku’, pernah, sedang dan masih mencintai seseorang atau sesuatu. Begitu halnya yang terlihat pada kalimat-kalimat berikutnya yang merupakan sebuah konsensi bahasa yang terdapat di sana.
Puisi terdiri dari satuan-satuan suara, suara suku kata, kata, yang berangkai dan menghasilkan keseluruhan bunyi sajak itu. Jadi, yang dimaksud dengan lapis bunyi dalam puisi adalah satuan bunyi yang berdasarkan konvensi bahasa tertentu, dalam hal ini bahasa Rusia. Bahasa Rusia merupakan bahasa yang berubah menurut kasus, jumlah dan kalanya. Misalnya dalam kalimat pertama terdapat akhiran yang merupakan akhiran dalam bentuk lampau, yaitu ‘любил’. Ini merupakan bentuk tata bahasa yang benar dan berkaitan dengan kata-kata berikutnya, sehingga menimbulkan urutan yang jelas bahwa sosok ‘Aku’, pernah, sedang dan masih mencintai seseorang atau sesuatu. Begitu halnya yang terlihat pada kalimat-kalimat berikutnya yang merupakan sebuah konsensi bahasa yang terdapat di sana.
b. Lapis
arti (units of meaning)
Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem terdiri dari suku kata dan kata. Kemudian, kata tersebut bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita yang akhirnya membentuk satuan arti.
Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem terdiri dari suku kata dan kata. Kemudian, kata tersebut bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita yang akhirnya membentuk satuan arti.
Pada kalimat pertama, ‘Я вас
любил : любовь еще, быть может’, yang berarti, ‘Aku dulu mencintaimu, masih
mencintaimu, mungkin masih mencintaimu’ berarti bahwa sosok “Aku”, kemungkinan
besar masih mencintai “Kamu” seperti dahulu. Kemudian, ‘В душе моей угасла не
совсем’, ‘Di dalam jiwaku tidak akan pernah padam’ berarti cinta ‘Aku’ tidak
padam pada ‘Kamu’, apapun yang terjadi.
Lalu, kalimat ketiga, ‘Но пусть
она вас больше не тревожит’, ‘Tetapi jangan biarkan dia mencemaskanmu’,
memiliki arti janganlah ‘Kamu’ membuat orang lain khawatir. Selanjutnya kalimat
‘Я не хочу печалить вас ничем’, ‘Aku sama sekali tidak menginginkan kamu
murung’ : jangan sampai ‘Kamu’ murung karena akan membuat ‘Aku’ cemas. ‘Я вас
любил безмолвно, безнадежно’, ‘Aku dulu mencintaimu diam-diam, tidak
mengharapkan apa-apa, artinya ‘Aku’ adalah seorang pemuja rahasia yang ikhlas.
Kemudian, ‘То робостью, то ревностью томим’, ‘Terkadang aku takut, terkadang
aku tersiksa karena cemburu. Kalimat ini berarti, ‘Aku’ kadang-kadang takut
kehilangan ‘Kamu’, dan itu membuatnya mencemburui segala hal yang berusaha
mendekati atau ‘mengganggu’ ‘kamu’. Sayangnya hal ini belum tentu diketahui
oleh ‘Kamu’ karena ‘Aku’ mencintainya secara diam-diam, sehingga membuat ‘Kamu’
tidak tahu.
Berikutnya adalah kalimat ‘Я вас
любил так искренно, так нежнo’, ‘Aku dulu mencintaimu begitu tulus, begitu
penuh kasih sayang’, yang mengandung arti bahwa ‘Aku’ sangat mencintai ‘Kamu’.
Hal ini dilakukan ‘Aku’ dengan tulus dan penuh kasih sayang. Terakhir adalah
kalimat, ‘Как дай вам бог любимой быть другим’, yang berarti ‘Seperti cinta Tuhan
yang diberikan kepadamu dan lainnya. Hal ini berarti bahwa cinta ‘Aku’ kepada
‘Kamu’ begitu dalam sehingga diibaratkan seperti cinta dan kasih sayang Tuhan
kepada setiap makhluknya yang tak pernah putus dan selalu tercurah tanpa henti.
Bisa saja hal ini merupakan manifesto dari sebuah rasa nasionalisme yang
dimiliki penyair. Dia begitu mencintai bangsa dan negaranya. Sayang hal
tersebut tidak pernah berbalas, karena dia mencintai bangsa dan negaranya
secara diam-diam, sehingga mereka pun tak tahu.
c. Lapis
Satuan Arti
Lapis satuan arti menimbulkan lapis yang ketiga berupa objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek-objek yang dikemukakan adalah, jiwaku, dan Tuhan. Pelaku adalah sosok ‘Aku’. Mengenai latar, tidak terdapat latar yang jelas dalam puisi tersebut. Namun dalam hal lain (tidak berhubungan dengan analisis lapis ketiga), penulis menduga bahwa latar tempat yang digunakan dalam puisi adalah sebuah tempat yang memungkinkan penyair untuk berkontemplasi. Hal ini didasarkan atas objek-objek yang dikemukakan dalam puisi, yang memiliki kaitan erat dengan sebuah proses kontemplasi, yakni jiwa dan Tuhan. Sedangkan dunia pengarang adalah cerita yang merupakan dunia yang diciptakan oleh penyair. Ini merupakan gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukakan, pelaku, latar, serta struktur ceritanya.
Lapis satuan arti menimbulkan lapis yang ketiga berupa objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek-objek yang dikemukakan adalah, jiwaku, dan Tuhan. Pelaku adalah sosok ‘Aku’. Mengenai latar, tidak terdapat latar yang jelas dalam puisi tersebut. Namun dalam hal lain (tidak berhubungan dengan analisis lapis ketiga), penulis menduga bahwa latar tempat yang digunakan dalam puisi adalah sebuah tempat yang memungkinkan penyair untuk berkontemplasi. Hal ini didasarkan atas objek-objek yang dikemukakan dalam puisi, yang memiliki kaitan erat dengan sebuah proses kontemplasi, yakni jiwa dan Tuhan. Sedangkan dunia pengarang adalah cerita yang merupakan dunia yang diciptakan oleh penyair. Ini merupakan gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukakan, pelaku, latar, serta struktur ceritanya.
Alurnya seperti berikut :
‘Aku’ yang masih mencintai ‘Kamu’ seperti dahulu, Tidak akan
pernah padam cinta itu di dalam jiwanya. Terkadang ‘Kamu’ membuat orang lain cemas.
‘Aku’ juga tidak ingin yang dicintainya itu murung. Tetapi, ‘Aku’ tetap
diam-diam memendam rasa cintanya. Bagi ‘Aku’, biarlah ini terjadi karena memang
ia tidak mengharapkan balasan apapun. Mencintai secara diam-diam inilah yang
terkadang membuat ‘Aku’ tersiksa karena cemburu. Walaupun ‘Aku’ mencintai
‘Kamu’ secara diam-diam, ‘Aku’ mencintai ‘Kamu’ dengan tulus dan penuh kasih
sayang. Menurut ‘Aku’, cintanya kepada kamu, bagaikan cinta Tuhan kepada
makhluknya.
d. Lapis
keempat
Lapis ‘dunia’ yang tak perlu lagu ditanyakan karena sudah terdapat di dalamnya secara jelas. Jika dipandang dari sudut tertentu, cinta ‘Aku’ kepada kamu begitu dalam. Meskipun cinta itu dirasakannya secara diam-diam, ‘Aku’ tetap tulus memberikan cinta itu kepada ‘Kamu’. Sampai-sampai ‘Aku’mengibaratkan cintanya seperti cinta Tuhan kepada makhluknya
Lapis ‘dunia’ yang tak perlu lagu ditanyakan karena sudah terdapat di dalamnya secara jelas. Jika dipandang dari sudut tertentu, cinta ‘Aku’ kepada kamu begitu dalam. Meskipun cinta itu dirasakannya secara diam-diam, ‘Aku’ tetap tulus memberikan cinta itu kepada ‘Kamu’. Sampai-sampai ‘Aku’mengibaratkan cintanya seperti cinta Tuhan kepada makhluknya
e. Lapis
kelima
Lapis kelima adalah lapis metafisis yang memungkinkan pembaca berkontemplasi ketika membacanya. Dalam puisi ini pembaca dapat menemukan sebuah perenungan bahwa cinta itu harus tulus meskipun terkadang menyakitkan. Tidak boleh setengah-setengah dalam memberikan sesuatu kepada yang dicintai, tentunya ada pula batasan cinta sepenuhnya tersebut. Dalam memberikan cinta kepada siapapun dan apapun, sudah seharusnya seperti Tuhan yang memberikan cinta kepada makhluknya. Tidak mengharap balas, tulus dan penuh kasih sayang.
Lapis kelima adalah lapis metafisis yang memungkinkan pembaca berkontemplasi ketika membacanya. Dalam puisi ini pembaca dapat menemukan sebuah perenungan bahwa cinta itu harus tulus meskipun terkadang menyakitkan. Tidak boleh setengah-setengah dalam memberikan sesuatu kepada yang dicintai, tentunya ada pula batasan cinta sepenuhnya tersebut. Dalam memberikan cinta kepada siapapun dan apapun, sudah seharusnya seperti Tuhan yang memberikan cinta kepada makhluknya. Tidak mengharap balas, tulus dan penuh kasih sayang.
D. Keimpulan
Puisi Ya Vas
Lyubil, ‘Я Вас Любил’, terlihat penggambaran suatu perasaan cinta terhadap
sesuatu, yang bila dikaitkan dengan keadaan sosial, peristiwa penting, tahun ,
serta tempat yang menandakan penciptaan puisi ini, memiliki kaitan dengan
sebuah keadaan dimana sebuah bangsa di sekitar Pegunungan Kaukasus yang begitu
cinta terhadap tanah air ataupun negaranya, sehingga tidak membiarkan bangsa
penjajah dari luar untuk memilikinya begitu saja.
Daftar Pustaka
Zeffry,
1999. Dari Pushkin sampai Perestroika. Depok : Fakultas Sastra UI–Depok.