counters

Minggu, 18 September 2016

Aku rindu kau tersenyum padaku – Zien Kartika




Aku rindu kau tersenyum padaku.
Andai saja aku dapat mengataknnya
Bahwa aku rindu kau tersenyum dihadapanku.
Itu saja, tidak lebih dan tidak kurang.
Aku rindu kau senyum dihadapanku
Sambil membawa kepala boneka Barbie ku
Kau menunjukan sambil tertawa kegirangan
Kau menyalurkannya tanpa ada rasa salah
Tapi jujur saja kau manis saat kau senyum dihadapanku.
Jadi, kapan lagi kau mau tersenyum dihadapanku?


Aku menunggu meski darahku berubah warna dan kepala Barbie itu kembali terpasang.

Minggu, 11 Oktober 2015

Hujan jangan dulu reda

saya senang ketika hujan datang. apa lagi ketika saya dapat merasakan turunnya hujan bersamanya., namun sayang. sayangnya kali ini tak ku manfaatkan dengan baik.
hujan memang sudah datang dihadapan kami. pembawaannya yang sangat sejuk menenangkan. jujur aku senang. namun tak ada sedikit kata yang keluar dari mulut kami.
entah salah siapa?
entah saya yang bersikap seperti anak kecil?
atau dia dan ketidak pekaannya.
hujan tetap turun namun kata-kata masih enggan keluar dari mulut kami. menjadikan suana menjadi dingin. bukan dingin karena hujan. tak ada kehangatan lagi. hujan tetap memberikan ketenangan. tapi mungkin tidak kali ini. emosi yang panas dalam diri kami bukan malah memancarkan kehangatan namun dingin yang begitu dalam.
sampai kapan kami akan terus seperti ini?
hujan, jangan dulu reda.





17:44 Depok, Oktober 2015

Kamis, 10 September 2015

THEY SAID "LDR Is SUCK"

INSPIRED BY QUENI. He was my besties on Elemenatary School.




-------------------------------------------------------------------------------------------------------------------



Rasanya hampa. Entrahlah, sampai detik ini pun gue msih labil gak jelas. Gue lelah dengan  hubungan ini. Namun gue akuin, gue masih menyayanginya.
Sudah 2 hari tak ada kabar, entah akan jadinya apa nanti, dan sebenernya sekarang pun gue masih bingung apa status kami saat ini.
Hal ini udah pernah terjadi sebelumnya. Entah kali ini akan menjadi terkhir atau masih berlanjut.
Jujur, sebenarnya malam ini gue sedang merindukannya, dan sebenarnya malam ini ada banyak sekali cerita yang ingin gue kisahkan padanya. Namun dia tidak ada.
Jenuh. Pacaran jarak jauh itu cape banget. Kalo bukan orang  yang sabaran gk akan bisa bertahan. Ya contoh nya gue. Jujur gue udah cape bertahan sama  Wiko rasanya jenuh. Kalo dianya perhatian dan peka ya mungkin itu akan lebih baik.. tapi ini sebaliknya. Yang ada cuma bikin batin doang. Mau putus tapi….. gak tau lah apa alasan gue buat berat bilang putus ke dia. Gue udah nyesel pacaran sama dia jadi gue gak mau nyesel untuk kedua kalinya karena  keilangan dia. Dasar labil!
Gue gk suka sama sikap dia yang juga bener-bener labil dan  gak komitmen, mulut besar, kebanyakan omong tapi gk ada bukti. Apa? Dia buat gue ilfil berlebihan. Unrespect. Kalo bukan karena sikap dia yang udah baik sma gue dan keluarga gue mungkin gue udah gampang kali ya ninggalin dia. Tapi gue punya banyak utang budi sma dia.  Hal itu juga yang buat gue berat untuk keilangan dia. Takut? Di bilang takut mah engga si cuma kawatir aja, entah apa yang harus di khwatirkan.
Hari ini aja seharian dia gantungin gue gak jelas, telepon ga diangkat sms juga gak di bales. Dia gak tau apa betapa butuh nya gue saat ini. Setiap gue butuh,  dia ga ada. Gimana mau gue tahan. Sedih, tapi mau gimana lagi. Mungkin ini salah gue juga, gue yang terlalu egois dan kasar sama dia. Ngomong seenekanya udel. Iya, gue akuin gue egois dan kayak anaka kecil. Tapi sifat dia yang buat gue kayak gini. Gue gak tau apa yang harus gue lakuin lagi. Gapernah peka.
Percuma nangis juga. Dia gak akan denger tangisan gue ini, dan gak akan bisa buat gue berubah. Gue kangen sama dia. Iya gue masih sayang sama dia tapi gue muak degan tingkah lakunya. Iya gue bosen, tapi gue gak bisa pungkirin kalo gue kangen dia. Gue Cuma pengen diperhatiin sama dia. Gue pengen dia nyanyiin gue lagu yang gue suka tapi dia gak pernah kabulin permintaan gue yang itu. Apa itu sulit? Atau emang gue nya yang minta nya terlalu muluk?
Dia gak mau keilangan gue tapi dia sendiri gak mau jaga gue. Dan alhasil, akhirnya gue menyukai seseorang. Namanya elang satu universitas sama gue tapi beda fakultas. Tepatnya dia fakultas kedokteran dan gue fakultas ilmu budaya jurusan sastra jepang.
Tapi gue gak yakin suka serius terhadanya. Yang gue yakin kalo gue masih sayang sama Denis. Dan gue takut untuk keilangannya.
Tapi semuanya berubah. Suatu saat nanti cepat atau lambat pasti gue akan mengalami rasa kehilangan.
Gue sayang sama dia. Dia inspirasi gue. Udah banyak puisi dan lagu yang udah gue buat untuknya. Dia indah namun kali ini dia menjijikan.
Andai waktu bisa terulang, gue sama sekali tidak ingin mencintanya. Itu terlalu bodoh dan sakit.

Tepat hari ini tanggal 10 september gue putus sama dia. Gak sudi untuk sebut namanya. Dia yang minta untuk ngeakhiri ini dengan alasan dia pengen liat gue bahagia, dan selama dengan dia gue gak bahagia. Klasik. Harusnya kalo emang dia beneran sayang tulus sama gue pasti dia berusaha buat bikin gue bahagia dong entah bagaimanapun caranya. Tapi ini…. Udah gue duga dia emang bukan yang terbaik, dan dia juga gak peka.
Gue janji, gue akan gantiin semua yan udah dia kasih buat gue. Uang contohnya. Oke 1 juta yaa? It’s oke. Suatu saat nanti gue akan ganti itu semua. Gue gak lupa gue bisa kuliah disini karena siapa dan gue gak akan pernah lupain dan suatu saat gue akan bales kebaikan dia itu. ya meski gak seberapa tapi seengganya gue bisa balas budi terhadapnya.
Dibilang sedih ya sedih banget. Apa lagi dibilang sakit. Sakit banget. Kalo boleh jujur gue lebih baik gausah kenal sama dia. Lu udah tau kan apa aja yang udah gue lakuin selama pacaran sama dia? Dan itu mengecewakan banget. Sakit hati. Mungkin dia juga sakit hati akibat gue yang sering maki-maki dia. Tapi gue punya alasan.. gue sayang sama dia. Gue Cuma pemngen dia peka doang. Cuma itu aja. Gak ada lebih. Gue kecewa sama dia. Kecewa banget. Gue gak mau ngulanginnya lagi. Walau sebenernya gue masih sayang banget sama dia. Apa lagi adenya yang gak bisa buat gue lepas dari dia. Tapi… udah lah, kalo gue ngulangin lagi, gue bodoh , dan kapan gue bisa dewasanya. Perjalan gue masih panjang. Dan masih banyak lelaki yang pastinya lebih baik dari dia. Lebih sayang dari dia dan pastinya bukan PHP.



4 tahun bersama bukan waktu yang sebentar dan emang rasanya berat banget buat lupain. Apa lagi kita tuh biasa bareng-bareng. Dan sekarang berakhirnya  gak saling ketemu. Gue masih inget saat -saat itu. saat pertama kali dia ngungkapin kalo dia sayang sama gue. Gue masih inget saat-saat itu. saat pertama kali gue main kerumahnya dan dia urutin tangan gue dan saat itu juga dia pertama kali pegang tangan gue. Saat pertama kali dia ketemu sama keluarga gue. Waktu itu mati lampu dan kita makan soto bareng dirumah gue. Sambil gelap-gelapan, dan cerita banyak banget. apa aja kami omongin saat itu. kita cerita banyak banget sampe gak kenal waktu. Gue selalu inget saat-saat itu. Apa lagi ketika tanggal itu, tanggal tepat dimana dia ngutarain semua rasa dia kegue. Dengan sekotak kue bolu warna ungu dengan keju ditambah hiasan lilin angka berbentuk tanggal 201112. Ia letakan kue itu dimeja, lalu dia berlutut sambil pegang tangan gue dan dia bilang kalo dia sayang sama gue dan mau jadi pacar gue. Dengan keadaan yang menurut gue super romantic dengan lampu yang gelap dan hiasan lilin-lilin angka itu. saat itu gue ngerasa cewek paling beruntung diantara temen-temen gue. Manis banget. Dan gue seneng banget waktu itu.  gue terima dia, dan saat itu juga gue langsung bawa dia kerumah nenek gue dan gue kenalin dia dengan semua keluarga gue. Dari mama gue, papa gue, ade gue, om, tante gue, sepupu-sepupu gue, sampe nenek dan kakek gue. Mereka langsung respect sama dia dan mereka juga langsung suka sama dia. Dari saat itu gue kira dia yang terbaik.
 4 tahun sudah berlalu. Indah banget saat itu. Namun saasaat itu udah berakhir. semua itu tidak lagi indah, namun menjijikan. Tapi… kenapa masih saja gue belum mampu menghapusnya?  sampe kapan gue akan ngerasain rasa yang begini sakitnya? Akankah gue akan tetap menunggu? Atau berusaha untuk menhapus rasa cinta dihati gue? Sampe kapan dia akan terus ada di otak dan hati gue? Rasa benci dan cinta saat ini bener-bener campur aduk. Gue menghela napas, harusnya dia memang tak penting dangue juga gak perlu memikirkannya.
 











Surat-surat itu. Iya surat-surat pertama yang gue buat untuknya yang isinya adalah pujian-pujian manis dan kata-kata indah. Tapi kali ini gaseindah dan semanis dulu.  Semuanya berubah dan jauh berbeda banget. saat itu gue selalu nulis tentang nya dengan senyuman, tapi kali ini gue menulis tentang nya melainkan dengan tetasan air mata dan tangisan isak. Sakit.
Dari mana gue memulai semua ini? Dan ketika semua akan berkhir harus dari mana pula untuk meakhirinya?
Gue inget ketika kami masih bertanya papa sempet bilang “hati-hati kamu akan terjebak dengan hubungan yang kamu jalin saat ini” dan iya gue memang mengalaminya kemarin. Namun sekarang gue sudah terlepas dari jebakan itu, namun dengan rasa sakit. Mungkin rasa yang amat sakit.







 10 Sepetember

            Pagi ini, udah gak ada lagi sms ucapan ‘selamat pagi’. Dan  tidak ada juga satu dering telepon yang perlu diangkat. Sepi . hilang. Menjauh.
Kini gue harus siap menghadapi yang tak terelakan.
Apa gue harus melanjutkan mimpi yang isinya Cuma dia?
Gue benci sama dia dan gue bener-bener sakit hati terhadapnya.gue mau lupain semuanya tentang dia, tapi dia mohon-mohin minta maaf. Gue reject tapi akhirnya gue inget janji gue. Kalo seandaunya gue putus, gue sama dia harus jadi sahabat dan saling jaga silaturahmi. Oke gue tepatin jaji itu. meski sebenrnya sayang gue gak bisa untuk sebatas sahabat. Tapi gue gak mau egois. Gue harus dewasa, dan gue gaboleh Cuma mikirin ego gue sendiri. 
Gue coba iklas dan relain semuanya. Meski sakit dan masih terlalu berat, tapi gue gak boleh kalah sama masalah ini. Ada orang yang  lebih penting yang harus dipikirin dari pada dia. Yaitu mama sama papa.  





Minggu, 12 April 2015

Sinopsis*TAMARA #part1 #Kenangan di bukit kelabu **

      Ketika aku berusaha bangkit untuk menutup masalalu, aku berharap semua benar-benar tertutup.
Tapi nyatanya enggak-_- masalalu itu kembali menghampiri dan membawa sejuta kenangan.
Kenangan manis dan pahit. Kenangan yang mungkin tak bisa ku lupa dimana 'dia' membawakan jutaan senyum untuk ku. membawa ribuan tangis untukku. Namun pada akhirnya itu hanya sebuah kenangan .
Aku berdiri di bawah guyuran hujan, menatap langit dan berharap hujan mengahapus kenangan itu, namun sayangnnya 'enggak'. Hujan malah semakin membuatku teringat dengan kenangan-kenangan itu.
Aku ingat ketika aku tertawa bersamanya menceritakan tentang kami. Semuaya terekam bersama dengan kenangan.
Akupun terkadang merindukannya, tak bisa dipungkiri ketika aku berpura-pura bahagia di depannya.
Aku rindu kenangan itu, aku rindu tawa itu, aku rindu akan segala hal yang tergores dalam kenangan itu.

"Aku tunggu kamu tepat tanggal ini, hari ini dan disini. dan aku berharap kau luangkan waktu untukku" "Aku berjanji ingin menunggumu!!!!!!!!" Rakel sambil menggenggam tangan ku.
Tidak... itu tidak mungkin, aku tak ingin kembali. Apa harus aku mempercayainya.
Aku tak ingin lagi merasakan goresan luka.dan akhirnya ku berduka.

Sinopsis Gulita Dalam Senja




 BY: Zien Kartika Andrs.


Ku rebahkan kedua tanganku di atas tempat tidur yang kini mulai terasa reot dari biasanya. Mataku menatap ke atas langit-langit kamar yang di penuhi oleh tempelan bintang-bintang yang jika lampu dimatikan bintang-bintang itu pun dapat memancarkan cahaya. Maka dari itu aku lebih suka mematikan lampu agar dapat melihat bintang-bintang itu bercahaya.
Pikiranku mengembara entah kemana. Rasanya sangat lelah jika membayangkan aktivitasku yang telah aku lewati seharian ini.
Sambil mendengarkan lagu dari handphone ku, ku coba memejamkan mata berharap dapat tertidur pulas. Namun keinginan hanya keinginan. Pusing sekali, begitu banyak orang-orang dikepalaku. Sehingga aku sulit untuk memejamkan mata. Bingung. Seharusnya ini tak penting dan aku tak perlu memikirkannya.
Sial!!!! Rasanya kesal sekali ketika kau harus memikirkan hal yang tak perlu kau pikiran. Ketika itupun kegelisahan menghampiri.
“Hufftttt.......” Kuhembuskan nafasku. Berharap dapat melegakan perasaan. Namun nyatanya tidak.
Aku pun segera bangkit dari tempat tidurku menuju meja belajarku. Menarik kursi dan kemudian duduk. Meraih handphone kemudian memencet tombol hanya untuk mengecek jam. Jam pun menunjukan jam 01.48.
Di kamarku tidak terdapat jam, karena kebetulan aku tidak dapat membaca jam. Jadi jam tidak ku anggap penting di kamarku.
Kemudian ku nyalahkan lampu pijar bintangku. Dan tembok-trembok kamar terlihat penuh bintang akibat efek dari lampu pijarku. Indah. Benar-benar indah. Dan aku sangat menyukai bintang.
Aku hanya duduk melamun dan termenung, membayangkan yang belum terjadi. Membayangkan hari esok yang harus ku lewati. Hari-hari yang penuh dengan banyak sekali dengan manusia munafik. Jahanam! Sejujurnya aku membenci sekali berteman dengan manusia.
Tanganku memegangi keningku yang berponi. Diam. Hanya diam.
Entah apa yang aku pikirkan. Mungkin aku hanya lelah.
Sekitar beberapa menit aku terjaga dalam lamunan. Entah apa yang aku pikirkan. Seorang sahabat yang tidak aku tau dari mana asalnya atau kisah hidupku yang tak ada alurnya, atau orang-orang yang tak tau sopan santun, manusia bodoh yang menghujat kaum lemah, atau kisah cintaku yang sedang aku miliki.


Jumat, 05 Desember 2014

Analisis Puisi Karya Pushkin ( Я вас любил )

A.    Latar Belakang
Puisi menggabungkan segala hal yang berkaitan dengan makna, emosi, bahasa, dan imaji. Puisi juga berbicara tentang pengamatan dan ide-ide. Belum ada definisi mengenai puisi yang disepakati. Karena, pada intinya puisi dan prosa adalah sama. Hanya tingkat kepadatan dan pemilihan kata yang dapat membedakan itu semua. Berdasarkan kepadatannya tersebut, seringkali ada prosa yang dikatakan puitis, karena memiliki sifat puisi yaitu padat. Sebaliknya puisi yang tidak padat disebut prosais atau memiliki sifat prosa. Puisi berusaha mengatakan sebanyak mungkin dengan kata-kata sesedikit mungkin (Ralph Waldo Emerson dalam Situmorang, 1980:8).
Puisi sebagai salah satu media penyampaian suatu perasaan yang dirasakan oleh seorang pengarang, seringkali merefleksikan keadaan sosial masyarakat pada saat pengarang tersebut masih hidup. Karya – karya sastra dalam bentuk puisi, walaupun terkadang sangat sulit dipahami oleh masyarakat, namun tetap memiliki warna dan kekuatan tersendiri dalam bentuk dan nilai – nilai yang terkandung di dalamnya. Hal ini dapat dilihat dalam karya salah satu sastrawan besar Rusia, yang mewakili generasi keemasan kesusastraan Rusia, Alexander Sergeevich Pushkin. Salah satu puisinya yang dimulai dengan kalimat Ya Vas Lyubil, ‘Я Вас Любил’, memiliki struktur keindahan tersendiri dalam penggambaran sebuah perasaan terhadap sesuatu. Keadaan sosial yang terjadi pada saat puisi ini dibuat, sekitar tahun 1829, di mana pada saat itu Rusia sedang mengalami optimisme politik yang luar biasa, setelah kemenangannnya melawan Prancis yang dipimpin oleh Napoleon, yang kemudian dilanjutkan dengan perluasan kekuasaan ke daerah – daerah sekitar Eropa Timur, salah satunya Pegunungan Kaukasus, mendapatkan perlawanan yang cukup sengit dari penduduk setempat, hingga menciptakan suatu iklim penciptaan sebuah karya sastra dengan sangat unik. Puisi ini menggambarkan bagaimana seorang Pushkin, menuliskan rasa nasionalime yang tinggi terhadap negara tidak dengan pemilihan kata yang meledak – ledak. Puisi ini juga merupakan sebuah representasi keadaan sosial masyarakat Rusia pada masa itu yang terbalut oleh aliran Romantisme yang sangat kuat, sehingga terciptalah sebuah karya sastra yang sangat mewakili keadaan sosial masyarakat Rusia pada saat itu.

B.     Sekilas Tentang Pushkin
Sekilas tentang Pushkin, Pushkin lahir dengan nama lengkap Aleksandr Sergeyevich Pushkin, pada 26 Mei 1799 (atau 6 Juni 1799 - penanggalan lama), di Moskwa. Ia merupakan seorang penyair terbesar di Rusia dengan gayanya yang neo-klasisisme, romantisme, hingga mengarah pada realisme, dan dianggap sebagai pendiri sastra Rusia modern. Ia mengubah aturan baru atas penulisan karya-karya sastra klasik di Rusia. Ciri khas karya-karyanya yakni menggunakan bahasa yang brilian serta objektif. Karya-karyanya juga dipercaya sangat sulit untuk diterjemahkan tanpa mengurangi makna dan rasa yang ada, membuat karyanya agak sulit memberi pengaruh pada sastra dunia. Pushkin juga di sebut sebagai pelopor yang menggerakkan kesusastraan Rusia modern. Meskipun pada awalnya, karya-karya Pushkin bernafaskan romantisme, dia kemudian cenderung bergerak secara progresif. Hal ini pula yang dilakukannya dalam mengolah budaya dan seni sastra Rusia. Gagasannya sebagai kaum pembaharu bertahan hingga sekarang. Kehebatannya dalam mengolah kata menggunakan bahasa Rusia menjadikan orang Rusia begitu bangga dengan bahasa yang mereka miliki. Karya-karyanya berusaha mengungkapkan secara mendalam kehidupan masyarakat Rusia dari segala sisi.
C.    Analisis Salah Satu Karya Pushkin ( Я вас любил )
C.1 Lirik Puisi Я вас любил
Я вас любил : любовь еще, быть может,
В душе моей угасла не совсем;
Но пусть она вас больше не тревожит;
Я не хочу печалить вас ничем,
Я вас любил безмолвно, безнадежно,
То робостью, то ревностью томим;
Я вас любил так искренно, так нежно
Как дай вам бог любимой быть другим.
yang terjemahannya :
Aku dulu mencintaimu, masih mencintaimu, mungkin masih mencintaimu
Di dalam jiwaku tidak akan pernah padam
Tetapi jangan barkan dia mencemaskanmu
Aku sama sekali tidak menginginkan kamu murung
Aku dulu mencintaimu diam – diam, tidak mengharap apa – apa
Terkadang aku takut, terkadang aku tersiksa karena cemburu
Aku dulu mencintaimu begitu tulus, begitu penuh kasih sayang
Seperti kasih sayang Tuhan yang diberikan kepadamu dan manusia lainnya.
            C.2 Sejarah Penulisan Puisi Я вас любил
            Puisi ini di buat berdasarkan atas keprihatinan Pushkin terhadap kehidupan masyarakat Rusia yang memiliki ketimpangan antara si kaya dan si miskin. Ia merasaka ketimpangan itu ketika Ia bekerja sebagai juru tulis di Departemen Luar Negeri.
Akhirnya , Pushkin pun membuat sajak-sajak yang satir dan revolusioner terhadap Negara. Sajak-sajak tersebut kemudian disebarkan secara illegal kepada masyarakat yang mengakibatkan ia ditangkap dan dibuang ke Rusia Selatan. Setelah dipanggil kembali ke Moskow pada tahun 1826, karena ampunan Tsar Nikolai I, Pushkin diizinkan untuk menerbitkan karyanya. Namun, hal ini seakan terlihat percuma, karena ia terus diawasi selama sisa hidupnya.
Hal inilah yang menurut penulis menjadi titik berat persoalan yang diangkat dalam puisi ‘Я вас любил’. Penulis melihat bahwa Pushkin dengan cintanya yang begitu besar terhadap negara, seakan diperlakukan tidak adil dengan ditangkap dan dibuang. Bahkan, setelah dibuang pun, ia tetap tidak bebas merasakan hidupnya. Padahal, sajak-sajak yang dibuatnya, hanyalah bentuk manifestasi kecintaannya terhadap Negara. Dia berusaha menyadarkan setiap elemen yang ada di Negara, khususnya pemerintah, untuk sadar bahwa sedang terjadi sesuatu yang tidak beres di Rusia. Oleh karena itu, harus segera dilakukan perbaikan-perbaikan untuk kehidupan yang lebih baik.
Ini jelas terlihat dari simbol-simbol yang dibangun melalui kata-kata dan ditampilkan dalam puisi, seperti cinta yang tulus tak mengharap apa. Hal tersebut bisa diartikan sebagai bentuk nasionalisme terhadap Negara yang memang tak kan pernah mengharp balasan. Hal tersebut pula yang terlihat dalam kalimat terakhir. Sehingga dapat disimpulkan bahwa puisi ini melambangkan sebuah rasa cinta atau nasionalisme yang besar terhadap Negara.
C.3 Analisis Berdasarkan Lapis Norma
a. Lapis suara (sound stratum)
                Puisi terdiri dari satuan-satuan suara, suara suku kata, kata, yang berangkai dan menghasilkan keseluruhan bunyi sajak itu. Jadi, yang dimaksud dengan lapis bunyi dalam puisi adalah satuan bunyi yang berdasarkan konvensi bahasa tertentu, dalam hal ini bahasa Rusia. Bahasa Rusia merupakan bahasa yang berubah menurut kasus, jumlah dan kalanya. Misalnya dalam kalimat pertama terdapat akhiran yang merupakan akhiran dalam bentuk lampau, yaitu ‘любил’. Ini merupakan bentuk tata bahasa yang benar dan berkaitan dengan kata-kata berikutnya, sehingga menimbulkan urutan yang jelas bahwa sosok ‘Aku’, pernah, sedang dan masih mencintai seseorang atau sesuatu. Begitu halnya yang terlihat pada kalimat-kalimat berikutnya yang merupakan sebuah konsensi bahasa yang terdapat di sana.
b. Lapis arti (units of meaning)
              Satuan terkecil berupa fonem. Satuan fonem terdiri dari suku kata dan kata. Kemudian, kata tersebut bergabung menjadi kelompok kata, kalimat, alinea, bait, bab, dan seluruh cerita yang akhirnya membentuk satuan arti.
Pada kalimat pertama, ‘Я вас любил : любовь еще, быть может’, yang berarti, ‘Aku dulu mencintaimu, masih mencintaimu, mungkin masih mencintaimu’ berarti bahwa sosok “Aku”, kemungkinan besar masih mencintai “Kamu” seperti dahulu. Kemudian, ‘В душе моей угасла не совсем’, ‘Di dalam jiwaku tidak akan pernah padam’ berarti cinta ‘Aku’ tidak padam pada ‘Kamu’, apapun yang terjadi.
Lalu, kalimat ketiga, ‘Но пусть она вас больше не тревожит’, ‘Tetapi jangan biarkan dia mencemaskanmu’, memiliki arti janganlah ‘Kamu’ membuat orang lain khawatir. Selanjutnya kalimat ‘Я не хочу печалить вас ничем’, ‘Aku sama sekali tidak menginginkan kamu murung’ : jangan sampai ‘Kamu’ murung karena akan membuat ‘Aku’ cemas. ‘Я вас любил безмолвно, безнадежно’, ‘Aku dulu mencintaimu diam-diam, tidak mengharapkan apa-apa, artinya ‘Aku’ adalah seorang pemuja rahasia yang ikhlas. Kemudian, ‘То робостью, то ревностью томим’, ‘Terkadang aku takut, terkadang aku tersiksa karena cemburu. Kalimat ini berarti, ‘Aku’ kadang-kadang takut kehilangan ‘Kamu’, dan itu membuatnya mencemburui segala hal yang berusaha mendekati atau ‘mengganggu’ ‘kamu’. Sayangnya hal ini belum tentu diketahui oleh ‘Kamu’ karena ‘Aku’ mencintainya secara diam-diam, sehingga membuat ‘Kamu’ tidak tahu.
Berikutnya adalah kalimat ‘Я вас любил так искренно, так нежнo’, ‘Aku dulu mencintaimu begitu tulus, begitu penuh kasih sayang’, yang mengandung arti bahwa ‘Aku’ sangat mencintai ‘Kamu’. Hal ini dilakukan ‘Aku’ dengan tulus dan penuh kasih sayang. Terakhir adalah kalimat, ‘Как дай вам бог любимой быть другим’, yang berarti ‘Seperti cinta Tuhan yang diberikan kepadamu dan lainnya. Hal ini berarti bahwa cinta ‘Aku’ kepada ‘Kamu’ begitu dalam sehingga diibaratkan seperti cinta dan kasih sayang Tuhan kepada setiap makhluknya yang tak pernah putus dan selalu tercurah tanpa henti. Bisa saja hal ini merupakan manifesto dari sebuah rasa nasionalisme yang dimiliki penyair. Dia begitu mencintai bangsa dan negaranya. Sayang hal tersebut tidak pernah berbalas, karena dia mencintai bangsa dan negaranya secara diam-diam, sehingga mereka pun tak tahu.
c. Lapis Satuan Arti
            Lapis satuan arti menimbulkan lapis yang ketiga berupa objek-objek yang dikemukakan, latar, pelaku, dan dunia pengarang. Objek-objek yang dikemukakan adalah, jiwaku, dan Tuhan. Pelaku adalah sosok ‘Aku’. Mengenai latar, tidak terdapat latar yang jelas dalam puisi tersebut. Namun dalam hal lain (tidak berhubungan dengan analisis lapis ketiga), penulis menduga bahwa latar tempat yang digunakan dalam puisi adalah sebuah tempat yang memungkinkan penyair untuk berkontemplasi. Hal ini didasarkan atas objek-objek yang dikemukakan dalam puisi, yang memiliki kaitan erat dengan sebuah proses kontemplasi, yakni jiwa dan Tuhan. Sedangkan dunia pengarang adalah cerita yang merupakan dunia yang diciptakan oleh penyair. Ini merupakan gabungan dan jalinan antara objek-objek yang dikemukakan, pelaku, latar, serta struktur ceritanya.
Alurnya seperti berikut :
‘Aku’ yang masih mencintai ‘Kamu’ seperti dahulu, Tidak akan pernah padam cinta itu di dalam jiwanya. Terkadang ‘Kamu’ membuat orang lain cemas. ‘Aku’ juga tidak ingin yang dicintainya itu murung. Tetapi, ‘Aku’ tetap diam-diam memendam rasa cintanya. Bagi ‘Aku’, biarlah ini terjadi karena memang ia tidak mengharapkan balasan apapun. Mencintai secara diam-diam inilah yang terkadang membuat ‘Aku’ tersiksa karena cemburu. Walaupun ‘Aku’ mencintai ‘Kamu’ secara diam-diam, ‘Aku’ mencintai ‘Kamu’ dengan tulus dan penuh kasih sayang. Menurut ‘Aku’, cintanya kepada kamu, bagaikan cinta Tuhan kepada makhluknya.
d. Lapis keempat
             Lapis ‘dunia’ yang tak perlu lagu ditanyakan karena sudah terdapat di dalamnya secara jelas. Jika dipandang dari sudut tertentu, cinta ‘Aku’ kepada kamu begitu dalam. Meskipun cinta itu dirasakannya secara diam-diam, ‘Aku’ tetap tulus memberikan cinta itu kepada ‘Kamu’. Sampai-sampai ‘Aku’mengibaratkan cintanya seperti cinta Tuhan kepada makhluknya
e. Lapis kelima
             Lapis kelima adalah lapis metafisis yang memungkinkan pembaca berkontemplasi ketika membacanya. Dalam puisi ini pembaca dapat menemukan sebuah perenungan bahwa cinta itu harus tulus meskipun terkadang menyakitkan. Tidak boleh setengah-setengah dalam memberikan sesuatu kepada yang dicintai, tentunya ada pula batasan cinta sepenuhnya tersebut. Dalam memberikan cinta kepada siapapun dan apapun, sudah seharusnya seperti Tuhan yang memberikan cinta kepada makhluknya. Tidak mengharap balas, tulus dan penuh kasih sayang.

D. Keimpulan
Puisi Ya Vas Lyubil, ‘Я Вас Любил’, terlihat penggambaran suatu perasaan cinta terhadap sesuatu, yang bila dikaitkan dengan keadaan sosial, peristiwa penting, tahun , serta tempat yang menandakan penciptaan puisi ini, memiliki kaitan dengan sebuah keadaan dimana sebuah bangsa di sekitar Pegunungan Kaukasus yang begitu cinta terhadap tanah air ataupun negaranya, sehingga tidak membiarkan bangsa penjajah dari luar untuk memilikinya begitu saja.


Daftar Pustaka
Zeffry, 1999. Dari Pushkin sampai Perestroika. Depok : Fakultas Sastra UI–Depok.


Sabtu, 22 November 2014

PERNAH KAH KAU ?




Pernah kah kau menjalani kehidupanku?
Menghabiska satu menit dalam posisiku?
Jika belum pernah , katakan mengapa kau mengahakimi ku seperti ini?

Pernah kah kau bangun dipagi hari
bertanya-tanya apakah ini hari mu yang terakhir?
Dan pernah kah kau meninggalkan rumah mu dan
tak yakin akan kembali pulang?

Pernah kah kau duduk dibawah bintang-bintang
dan berharap tuhan akan mendengarmu?
Mengabulkan segala yang kau mau?
Jika belum pernah, katakana menagapa kau pojokan aku seperti ini?

Pernahkah kau mencintai sahabat mu sendiri?
dan mencoba membencinya agar terhindar dari perasaan jijik itu ?
Saat kau melihat sahabat mu pergi dan meninggalkan mu
seorang diri lagi?
Jika belum pernah , katakan mengapa kau menghakimi ku seperti ini ?

Terkadang , aku merasa kau adalah penghalang .
dan katakan mengapa kau menghakimi ku seperti ini ?

Pernahkah kau berpikir
bunuh diri adalah satu-satunya jalan keluar?
menengguk obat-obatan kadarluarsa atau menggores 
silet di urat nadimu?

Pernahkah kau berusaha menyembunyikan diri
di balik semua kata-kata mu?
Pernahkah kau tubuh mu di kontrol oleh sosok yang tak jelas bagaimana bentuknya?
Perang batin dan berebut tubuh mungil ini?
Dan pernah kah kau merasa sakit yang begitu pedihnya
sehingga kau menangis hingga tertidur?

Jika belum pernah , katakan mengapa kau menghakimi ku seperti ini ?