BY: Zien Kartika Andrs.
Ku rebahkan kedua
tanganku di atas tempat tidur yang kini mulai terasa reot dari biasanya. Mataku
menatap ke atas langit-langit kamar yang di penuhi oleh tempelan
bintang-bintang yang jika lampu dimatikan bintang-bintang itu pun dapat
memancarkan cahaya. Maka dari itu aku lebih suka mematikan lampu agar dapat
melihat bintang-bintang itu bercahaya.
Pikiranku mengembara
entah kemana. Rasanya sangat lelah jika membayangkan aktivitasku yang telah aku
lewati seharian ini.
Sambil mendengarkan
lagu dari handphone ku, ku coba memejamkan mata berharap dapat tertidur pulas.
Namun keinginan hanya keinginan. Pusing sekali, begitu banyak orang-orang
dikepalaku. Sehingga aku sulit untuk memejamkan mata. Bingung. Seharusnya ini
tak penting dan aku tak perlu memikirkannya.
Sial!!!! Rasanya
kesal sekali ketika kau harus memikirkan hal yang tak perlu kau pikiran. Ketika
itupun kegelisahan menghampiri.
“Hufftttt.......” Kuhembuskan nafasku.
Berharap dapat melegakan perasaan. Namun nyatanya tidak.
Aku pun segera
bangkit dari tempat tidurku menuju meja belajarku. Menarik kursi dan kemudian
duduk. Meraih handphone kemudian
memencet tombol hanya untuk mengecek jam. Jam pun menunjukan jam 01.48.
Di kamarku tidak
terdapat jam, karena kebetulan aku tidak dapat membaca jam. Jadi jam tidak ku
anggap penting di kamarku.
Kemudian ku nyalahkan
lampu pijar bintangku. Dan tembok-trembok kamar terlihat penuh bintang akibat
efek dari lampu pijarku. Indah. Benar-benar indah. Dan aku sangat menyukai
bintang.
Aku hanya duduk
melamun dan termenung, membayangkan yang belum terjadi. Membayangkan hari esok
yang harus ku lewati. Hari-hari yang penuh dengan banyak sekali dengan manusia
munafik. Jahanam! Sejujurnya aku membenci sekali berteman dengan manusia.
Tanganku memegangi
keningku yang berponi. Diam. Hanya diam.
Entah apa yang aku
pikirkan. Mungkin aku hanya lelah.
Sekitar beberapa
menit aku terjaga dalam lamunan. Entah apa yang aku pikirkan. Seorang sahabat
yang tidak aku tau dari mana asalnya atau kisah hidupku yang tak ada alurnya,
atau orang-orang yang tak tau sopan santun, manusia bodoh yang menghujat kaum
lemah, atau kisah cintaku yang sedang aku miliki.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar